Surabaya – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur melakukan pengawasan lapangan program siaran di TVRI Jawa Timur setelah diberlakukannya Analog Switch Off di area Jatim 1. Koordinator Bidang Isi Siaran KPID Jawa Timur Sundari mengatakan televisi Jawa Timur harus memanfaatkan jam tayang yang lebih panjang setelah dihentikannya sistem siaran analog.
“TVRI Jawa Timur kami harapkan sebagai contoh televisi yang berhasil memanfaatkan kebijakan ASO untuk membuat program siaran lokal yang berkualitas. Lembaga Penyiaran Swasta Lokal atau yang berjaringan bisa mencontoh TVRI,” kata Sundari Ketika berkunjung pada hari Rabu, 15 Februuari 2023.
Pengawasan lapangan KPID Jatim ini diikuti oleh tujuh mahasiswa magang yang berasal dari Program Studi Administrasi Negara Universitas Negeri Surabaya. Mereka antara lain, Fathiyah Naurah Putri, Nurin Nafiah, Elviana Dewi, Muhammad Farros Al Azis, Vita Indriani Marchanda, Dody Wisnu Sampurna dan Wisnu Adiyatma.

Para mahasiswa ini belajar mengenai peran KPID Jatim sebagai lembaga pengawas Lembaga Penyiaran Publik Sistem Stasiun Jaringan (LPP SSJ) dan upaya TVRI mengelola adminitrasi penyiaran.
Pemimpin Redaksi TVRI Jawa Timur, Iwan Tuwanakotta mengatakan terjadi banyak penyesuaian selama masa peralihan sistem televisi Analog ke televisi Digital. Secara teknis, ASO sangat berpengaruh terhadap perubahan jam tayang, penyediaan program siaran, dan pola kerja sumber daya penyiaran TVRI Jatim.
“Setelah cut off analog, kita dituntut untuk bekerja lebih keras. Tayangan TVRI Jatim yang sebelumnya hanya mendapatkan jatah tayang sebanyak 4 jam, sekarang bertambah berkali-kali lipat menjadi 18 jam,” kata Iwan yang juga merupakan Produser Senior TVRI Jatim.
Tak hanya itu, kata Iwan, TVRI Jatim juga harus memasok siaran untuk TVRI Nasional, TVRI World yang berbahasa Inggris, dan TVRI Sport. Semua konten diupayakan lebih terlihat kekinian, bukan siaran berita yang membosankan.
Pernyataan Iwan dibernarkan oleh Kepala Subag Tata Usaha TVRI Jatim, Antiek Dian Rosanti mengatakan bahwa materi program siaran dikemas dengan lebih milenial ke generasi Z. Tujuannya agar TVRI Kembali bisa dinikmati oleh kelompok muda.

“Merujuk ke pusat memang sebanyak 30% target pasar TVRI adalah kelompok milenial hingga gen Z,” kata Antiek.
Selain berdialog dengan KPID Jatim, TVRI Jatim juga menjawab pertanyaan mahasiswa. Beberapa di antaranya adalah terkait menjaga independent dan seimbang selaku media milik publik.
Dalam kunjungan ini, mahasiwa magang juga diajak berkeliling studio dipandu oleh Kepala Bagian Teknis, Budiarso. Selama berkeliling, Budiarso memberikan penjelasan berkaitan dengan hal-hal teknis di lapangan. “Untuk menghasilkan program yang berkualitas, kami menyiasatinya dengan menggunakan peralatan teknologi yang canggih dan juga didukung dengan kemampuan SDM yang multi talent,” kata Budiarso.